Kondisi Ekonomi & Kinerja DPBM 2015

28 Januari 2016

Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2015 mengalami perlambatan yang dipicu oleh perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Ekonomi AS pada Q3 2015 hanya tumbuh 2.0% YoY dimana pada Q2 2015 tumbuh sebesar 2.72% YoY dan Q1 2015 tumbuh sebesar 2.90% YoY. Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini memaksa The Fed menunda kenaikan suku bunga FFR s/d akhir tahun 2015. Sementara ekonomi Tiongkok yang merupakan motor ekonomi dunia ke-2 setelah AS juga mengalami perlambatan signifikan. Pada Q3 2015 lalu Ekonomi Tiongkok hanya tumbuh sebesar 6.90% YoY, sementara pada Q2 2015 tumbuh sebesar 7.0% YoY. Bahkan lembaga ekonomi dunia memprediksi ekonomi Tiongkok hanya tumbuh sebesar 6.80% YoY pada  Q4 2015. Beikut ini adalah prediksi pertumbuhan ekonomi dunia termasuk Amerika Serikat dan Tiongkok  dari lembaga ekonomi dunia revisi Oktober 2015. 

Perekonomian Indonesia Tahun 2015 melambat seiring dengan pelemahan pertumbuhan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi domestik pada September 2015 tercatat sebesar 4,73% yoy, dimana mengalami penurunan dibandingkan pertumbuhan tahun 2014 yang sebesar 5,02% yoy. Perlambatan tersebut dipicu oleh ekspor yang melamban akibat melemahnya permintaan global dan rendahnya harga komoditas terutama minyak dunia yang pada akhir tahun 2015 telah turun ke level sekitar  US$ 37.2 per barrel. Bahkan pada awal tahun 2016 harga minyak dunia turun kembali ke level terendah mendekakti US$ 20 per barrel. 

Neraca perdagangan Indonesia selama tahun 2015 tercatat surplus 7,52 miliar dolar AS, membaik dari defisit neraca perdagangan 2014 sebesar 1,88 miliar dolar AS. Perbaikan neraca perdagangan 2015 tersebut ditopang oleh naiknya surplus neraca perdagangan nonmigas dan menurunnya defisit neraca perdagangan migas yang mulai dikurangi subsidinya oleh Pemerintah sejak awal tahun 2015 lalu. Perbaikan neraca perdagangan tersebut semakin mendukung perbaikan kinerja transaksi berjalan Indonesia yang diperkirakan lebih baik dari tahun sebelumnya dan berada pada level yang lebih sehat. Berikut ini adalah data indikator ekonomi Indonesia s/d akhir tahun 2015.

Pelemahan pada data ekonomi tersebut sangat mempengaruhi pasar modal Indonesia sebagaimana tercermin pada indikator di bawah ini.

Efek dari seluruh faktor eksternal dan internal yang negatif tersebut di atas cukup mempengaruhi kinerja keseluruhan DPBM Pada tahun 2015 yang turut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014. ROI dengan Delta SPI DPBM Tahun 2015 (audited) mencapai sebesar 6.90% atau turun cukup dalam dibandingkan ROI (dengan SPI) tahun 2014 sebesar 18.20%. Namun demikian, berdasarkan informasi yang kami terima, performance DPBM Tahun 2015 tersebut masih jauh lebih baik dibandingkan industri Dana Pensiun Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) dengan asset > Rp. 1 Triliun yang secara rata-rata hanya menghasilkan ROI rata-rata tahun 2015 sebesar 1.74%.

Penurunan kinerja DPBM Tahun 2015 disebabkan imbal hasil dari Portofolio Saham Bursa dan Reksadana sangat rendah (bahkan negatif) karena pengaruh pertumbuhan IHSG selama tahun 2015 yang tumbuh negatif 12.13% dan indeks reksadana tumbuh negatif 14.54%. Kinerja DPBM yang relative masih cukup baik dan positif di tahun 2015 disebabkan penerapan strategi pengelolaan aktif portofolio yang telah dilakukan oleh manajemen DPBM berupa switching portofolio (rebalancing) investasi disaat yang tepat pada sekitar bulan Februari s/d Maret 2015 pada level IHSG 5300 sd 5400 yaitu dengan melakukan penjualan seluruh Saham Bursa Swakelola yang dimilikinya dan sebagian besar dana hasil penjualan dialokasikan ke instrument Deposito Berjangka. Dengan demikian, sejak bulan Maret 2015 seluruh portofolio Saham Bursa DPBM telah  dikelola oleh Manajer Investasi eksternal.

Dalam pengelolaan portofolio Deposito Berjangka, DPBM Juga melakukan reprofiling disaat yang tepat yaitu dengan merubah jangka waktu penempatan deposito dari 1 (satu) bulan dan 3 (tiga) bulan ke jangka waktu 6 (enam) s/d 12 (duabelas) bulan sehingga dapat  mengunci (lock up) rate deposito pada kisaran + 10% pada sekitar awal tahun 2015.

Dengan penerapan strategi investasi yang matang dan tepat waktu di dalam memanfaatkan momentum volatilitas pasar, maka kinerja DPBM tahun 2015 dapat tetap terjaga positif ditengah turbulensi dan tekanan pasar baik dari dalam dan luar negeri yang cukup berat. Dinamika pasar dan pengaruh negatif dari perlambatan ekonomi dunia pada tahun 2015 kami perkirakan masih akan berlanjut ke tahun 2016. Untuk itu kami akan tetap menerapkan strategi dan portofolio investasi yang defensif sehingga perolehan hasil di tahun 2016 dapat tetap terjaga positif, relatif stabil dan meningkat.

Berikut ikhtisar singkat kinerja DPBM Tahun 2015 dan RKAP DPBM Tahun 2016.

 

Jakarta, 29 Januari 2016,

 

Penulis,

 Ir. Laurensius Sutawijaya CSAR